Bung Hatta Menjadi Bapak Perumahan Indonesia – Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) memberikan anugrah penghargaan kepada (Alm) Dr.(H.C) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal sebagai Bung Hatta sebagai Bapak Perumahan di Indonesia. Pemikiran dan juga cita-cita Bung Hatta yang mendorong keperdulian terhadap program-program perumahan rakyat Indonesia yang di harapkan dapat terus dilanjutkan mengingat kebutuhan akan papan juga menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap manusia.
“Kementerian Perumahan Rakyat (kemenpera) pada Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) tahun 2014 ini memberikan penghargaan kepada Bung Hatta sebagai Bapak Perumahan Indonesia,” ujar Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat (Sesmenpera) Rildo Ananda Anwar saat memberikan sambutan pada Malam Resepsi Hapernas 2014 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Pemberian penghargaan yang diberikan oleh Kemenpera tersebut dilakukan oleh Sesmenpera Rildo Ananda Anwar secara langsung kepada perwakilan keluarga Bung Hatta yakni Ibu Meutia Hatta.
Rildo Ananda Anwar menjelaskan, Bung Hatta yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia sangat memiliki kepedulian terhadap program perumahan rakyat tersebut. Pada Konferensi Ekonomi yang diadakan di kota Yogyakarta pada tanggal 3 Februari 1946, Bung Hatta yang berpidato sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yang bertajuk “Ekonomi Indonesia di Masa Datang” mengkategorikan tempat kediaman (perumahan) sebagai bagian usaha perbaikan kesehatan rakyat dan tidak hanya sebagai tempat tinggal namun juga hak hidup secara layak dan terbebas dari segala ancaman penyakit. Untuk itu rumah dijual yang berada di indonesia ini menjadi salah satu program pemerintah untuk meringankan beban masyarak agar dapat memiliki tempat tinggal yang layak dan nyaman.
Selain itu, imbuhnya, Bung Hatta menganggap bahwa rumah sangat berpengaruh atas jiwa manusia tersebut. Menurut Bung Hatta, tinggal di dalam gubuk yang kumuh itu identik dengan sikap pasrah dan menerima kenyataan. Oleh sebab itu untuk membebaskan jiwa rakyat dari sikap pasrah maka “gubuk-gubuk derita” harus digantikan dengan rumah yang bermartabat dan didalamnya harus tertanam dasar untuk menghargai kebudayaan.
Bung Hatta juga mengungkapkan bahwa usaha perbaikan perumahan yang layak bagi seluruh rakyat adalah usaha berat yang memakan biaya besar dan waktu yang cukup lama. Usaha ini tidak bisa diserahkan oleh pihak swasta yang berpedoman atas keuntungan, tetapi juga harus melibatkan negara. Oleh sebab itu diperlukannya kerjasama antara pihak negara dan juga pihak swasta. Agar mendorong supaya rakyat cepat untuk mendapatkan kredit untuk membangun rumah tinggal, Bung Hatta langsung mengusulkan pembangunan Bank Industri Rumah pada tiap-tiap kabupaten yang terkait. Bank tersebutlah yang memberikan kredit lunak kepada rakyat tetapi dalam proses pembangunannya dilakukan secara gotong royong.
“Segala sesuatu mulai dari pendidikan serta hal lain berawal dari rumah. Inilah saat yang tepat bagi pemerintah secara bersama-sama memangku kepentingan di bidang perumahan untuk mendorong terwujudnya rumah yang layak huni sesuai dengan apa yang cita-cita oleh Bung Hatta,” harapnya adalah seperti itu.
Pada kegiatan tersebut Kemenpera selain memberikan penghargaan kepada Bung Hatta sebagai tokoh yang berjasa dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga memberikan penghargaan serupa kepada dan Prof Ir. Johan Silas yang berasal dari kota Surabaya. Pemikiran Prof Ir Johan Silas yang menganggap bahwa kampung bisa mengangkat citra kota melalui Kampung Improvement Program (KIP) . Hasil gagasan Johan Silas tersebut bahkan telah terbukti dengan Surabaya yang sudah berulang kali mendapatkan penghargaan baik nasional hingga internasional karena menjadi pioneer dalam merubah citra miring kampung melalui perbaikan-perbaikan kampung yang telah dilakukan.
Sumber Artikel Bung Hatta Menjadi Bapak Perumahan Indonesia:
kemenpera.go.id
0 Response to "Bung Hatta Menjadi Bapak Perumahan Indonesia"
Post a Comment